Mobil Listrik Suryawangsa 3 Yang Dinaiki Presiden Joko Widodo, Ternyata Karya SMK Mutu Gondanglegi Malang

Mobil listrik Suryawangsa 3 saat dinaiki Presiden RI Joko Widodo saat menghadiri Muktamar Muhammadiyah di Surakarta. (SJP)

KABUPATEN MALANG –Kabupaten Malang, khususnya SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi patut bangga karena Karya inovasi prototype mobil listrik ramah lingkungan, Microbus Suryawangsa 3.

Pasalnya, kendaraan tersebut menjadi kendaraan minimalis yang dinaiki Presiden RI Joko Widodo saat menghadiri Muktamar Muhammadiyah Ke 48 di Surakarta 18 hingga 20 November 2022 lalu.

Menurut Project Leader Suryawangsa 3 dari SMK Mutu Gondanglegi, Muhtadi, Suryawangsa 3 ini, diklaim menjadi prototype mobil listrik futuristik ramah lingkungan bebas emisi, dan tidak bergantung pada BBM.

“Full elektrik, tidak ada pembakaran di mesin. Jadi, tidak menghasilkan emisi gas buang. Mobil ini ramah lingkungan dan tidak sensitif isu perubahan iklim,” kata Muhtadi saat dihubungi awak media, Senin 21 November 2021.

Muhtadi menjelaskan, berputarnya motor pada mesin Microbus Suryawangsa 3 ini, karena ada energi listrik yang ada dari baterai liquid yang dipasang.

Komponen listrik yang dipasang tersebut, menurutnya bisa mencapai 30 persen total berat mobil. Dibutuhkan setidaknya 240 kilogram berat baterai saja, dari total berat mobil sekitar 800 kilogram.

“Ya, ini masih sesuai kemampuan kami. Semakin berat, akan mempengaruhi kecepatan dan kapasitas listrik yang ada cepat habis. Meski, sebenarnya bisa digunakan baterai lithium yang punya kapasitas saya listrik lebih besar, namun berat komponennya lebih ringan,” beber Muhtadi.

Komponen mobil terdiri dari elektrifikasi dan fitur-fitur teknologi advanced. Termasuk, jika memungkinkan, tetap menggunakan panel solar cell, “Juga sistem pendingin, yang dibagi untuk controller (ICU), pendingin motor, dan kabin penumpang,” imbuhnya.

Muhtadi menambahkan, dengan disain bodi mobil kecil disesuaikan dengan daya listrik yang mampu mendorong. Apalagi, digunakan dengan karakter daerah urban dan jalan kecil, maka lebih cocok mobil jenis ini.

Dengan brush motor DC series, sehingga punya keunggulan power torsi mesin sangat kuat. Ini menurutnya, karena Suryawangsa III ini didesain sebagai mobil penumpang, jadi tidak sepenuhnya mengandalkan kecepatan.

Inovasi unggul lain yang dikembangkan, adalah sistem pendingin anti-freon. Sehingga, tidak butuh aktivitas yang bisa merusak lingkungan saat pengisian maupun pengeluaran udara dinginnya.

Sebaliknya, lanjut Muhtadi, pendingin mobil diterapkan lebih menggunakan piranti thermo-electric, yang bisa menghasilkan dingin seperti halnya cara kerja dispenser.

“Sistem thermo-electric ini diterapkan, satu bisa dipakai untuk mendinginkan mesin, juga bisa menghasilkan dingin pada kabin. Ini lebih ramah lingkungan (daripada freon),” jelasnya.

Sistem kerja sistem pendingin ini, menurutnya menerapkan semikonduktor, yang jika dialiri listrik, bisa menghasilkan dingin yang disimpan dalam tabung. Dan, ketika diberi dorongan udara dari kipas angin, bisa menghembuskan dingin.

Untuk kenyamanan penumpang, pada kursi duduk. Dengan menggunakan shock breaker yang bagus. Namun, diakuinya belum sampai pada air suspensi dengan kerja hidrolik seperti halnya mobil mewah yang sudah ada.

Menurut Muhtadi, pengerjaan assembling (perakitan), 35 sampai 40 persen memasang komponen jadi. Namun, selebihnya dibuat sendiri dari nol.

Pengerjaannya melibatkan siswa, guru, tenaga teknis laboran, juga sumbangsih alumni yang sudah berpengalaman kerja di bengkel-bengkel ternama, seperti dalam variasi mobil dan untuk painting.

“Dua pekan, kami fokus pada pengerjaan bodi mobil. Selanjutnya, tinggal memastikan pada mesin sampai uji coba test-drive,” ungkapnya.

Rekayasa teknologi mesin yang diterapkan pada mobil listrik Suryawangsa 3 ini hampir sama dengan seri sebelumya, yakni Suryawangsa 1 dan 2.

Pada Suryawangsa Seri 2 yang dibuat pada 2014 lalu dan sempat ujicoba jalan sepanjang Indramayu sampai Cirebon, dengan jarak 100 kilometer lebih, lalu kembali dari Menteng, Jakarta sampai Malang.

Mobil listrik ini sempat dilaunching Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua PP Muhammadiyah, Prof Dien Syamsudin. Ketika dijalankan di siang hari, panel surya solar cell bisa sumbang sampai 20 persen konsumsi energi bagi mesin motor.

“Jadi, mobil Suryawangsa ini, sustainability (ketangguhan) mesin dan teknologinya tidak diragukan. Sudah diujicoba di jalan, di tanjakan dan turunan,” terang Muhtadi.

Untuk keselamatan, mobil listrik Suryawangsa 3 ini juga coba dilengkapi dengan piranti sensor anti-ngantuk bagi pengemudi. Bentuknya bisa berupa getaran di setir atau bunyi kejut, yang akan menyala saat pengemudi lelah. Piranti ini sedang dikembangkan program keahlian Mekatronika yang ada di SMK MUTU tersebut.

Diperkirakan, nilai investasi pembuatan Suryawangsa 3 ini hampir Rp 100 juta. Tetapi, ini lebih efisien dibanding untuk project edisi sebelumnya, terlebih Suryawangsa seri perdana.

“Untuk eksperimennya, pembiayaan besar juga karena kelangkaan komponen mesin yang sebagian besar harus didatangkan secara impor,” tandasnya.

Yang sulit dan mahal, yaitu panel solar cell dan komponen perlengkapan lainnya. Sekarang ini, menurut Muhtadi, untuk komponen bahan kendaraan listrik lebih mudah didapat dan banyak keuntungan dari kapasitasnya, dengan harga yang sama dibanding sebelumnya.

“Jadi sebelum dipakai dan dinaiki Presiden Jokowi saat akan membuka Muktamar Muhammadiyah di Surakarta, pihak PP Muhammadiyah dan Staf Kepresidenan meminta dilakukan test drive Suryawangsa 3 ini sehari sebelumnya,” pungkasnya. (Seno)

Sumber dari : suarajatimpost.com 22 November 2022

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
0 Shares
Tweet
Share
Pin
Share