Sebagai antisipasi semakin besarnya penyebaran Covid-19, Kepala Dinas Pendidikan di semua tingkatan memberi intruksi untuk semua kegiatan pembelajaran di sekolah dipindah dan dilakukan di rumah. Secara teknis tidak diatur, disesuaikan kondisi sekolah masing masing.
Menyikapi surat edaran dari kepala Cabang Dinas tersebut, SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi menyikapi dengan bergerak cepat. Beberapa guru segera dikumpulkan dan segera disosialisai agar melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Peristiwa merebaknya wabah virus Corona, tidak boleh membuat aktifitas belajar menjadi berhenti, mengingat sudah memasuki bulan di pertengahan semester genap.
Banyak cara dan fasilitas untuk melakukan pembelajaran dari rumah masing-masing siswa, untuk pelajaran teori dan praktik dengan memanfaatkan Kecanggihan Teknologi Informasi (IT). Kegiatan pembelajaran online, untuk menyikapi surat edaran dari Kepala Diknas, kata Martono, ST., selaku Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum. Kursus singkat ini dilakukan, karena masih ada guru yang belum memahami bahwa ada banyak program program e-learning yang tersedia secara mudah. Nina Hanifah, S.Kom, sebagai Kepala Program TKJ dan MM, menambahkan, untuk mempercepat dan memudahkan pembelajaran perlu menggunakan program yang dapat diakses dengan Gadget, sehingga mengurangi resiko gangguan jaringan apabila siswa harus menggunakan laptop atau PC.
Siswa yang sudah menjadi generasi millenial, telah memiliki semua syarat sebagai generasi yang siap dengan segala bentuk kegiatan era 4.0. Gadget siswa yang 90 persen sudah Android semakin mudah untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran ini dinamakan metode Dalam Jaringan (daring), dengan menggunakan berbagai fasilitas pembelajaran online gratis, Edmodo, Google Drive, dan ada juga yang menggunakan media sosial, Facebook, Instagram, whatssapp, lanjut Kaprog yang energik ini .
Kepala SMK Mutu Gondanglegi, H Pahri, S.Ag, MM. mejelaskan, belajar itu dapat dilakukan di mana saja, dan kapan saja. Belajar tidak harus bertatap muka langsung, dapat pula dilakukan dengan non tatap muka, sehingga belajar tidak hanya saat di kelas. Oleh karena itu, guru dan siswa tidak boleh (gagap teknologi) gaptek, tetapi hatus melek teknologi agar disituasi dsn kondisi tertentu, guru dsn siswa tetap dapat melakukan kegiatan belajar mengajar. Sementara untuk yang kelas sebelas, karena masih dalam kegiatan prakerin di beberapa perusahaan, kegiatan pembelajaran menyesuaikan dengan kondisi di tempat prakerin masing masing.
Semoga kondisi ini dapat segera berlalu, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan seperti biasanya. Guru dan siswa dapat bertatap muka di sekolah, serta dapat beraktifitas kembali dengan baik. (Munali)