Jakarta – Ki Hajar Dewantara merupakan sosok yang berjasa besar dalam sistem pendidikan Indonesia. Di tengah pengajaran kolonial, dia mendirikan sekolah swasta untuk memperjuangkan hak pendidikan bagi pribumi.
Dalam buku Sejarah Pemikiran Pendidikan dan Kebudayaan yang ditulis Suradi Hp, dkk., sistem pendidikan kolonial pada masa penjajahan umumnya tidak memasukkan pelajaran agama. Pemerintah Hindia Belanda juga lebih menitikberatkan pelajaran mengenai bangsa Belanda.
Beberapa mata pelajaran yang diberikan di antaranya bahasa Belanda, sejarah Belanda, geografi negeri Belanda, dan nyanyian Belanda. Pelajaran mengenai bahasa Indonesia dan kebudayaannya masih sangat minim.
Kondisi tersebut memunculkan pertentangan dari sejumlah golongan masyarakat Indonesia, termasuk para pendidik. Masyarakat menginginkan pendidikan yang bersifat nasional harus lebih mengutamakan pendidikan seputar Indonesia dan kebudayaannya, termasuk pergerakan nasional.
Sekolah-sekolah swasta nasional kemudian mulai didirikan pada waktu itu. Salah satu tokoh pendirinya adalah R.M. Suwardi Suryaningrat atau yang dikenal dengan Ki Hajar Dewantara.
Lembaga Pendidikan yang Didirikan Ki Hajar Dewantara
“Taman Siswa berperan dalam menumbuhkan rasa nasionalisme bangsa Indonesia. Meskipun menggunakan sistem pendidikan modern Belanda, tetapi Taman Siswa tidak mengambil kepribadian Belanda,” tulis Andriyanto seperti dikutip, Rabu (23/3/2022).
Guru Taman Siswa berasal dari kalangan aktivis pergerakan nasional. Sekolah ini berpegang pada lima asas atau yang dikenal dengan Pancadarma. Kelimanya adalah kemerdekaan, kodrat alam, kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan.
Ki Hajar Dewantara juga menjelaskan hubungan antara lima asas tersebut. Berikut penggalan penjelasannya seperti dikutip dari buku Sejarah Pemikiran Pendidikan dan Kebudayaan.
“Berilah kemerdekaan dan kebebasan kepada anak-anak kita, bukan kemerdekaan yang leluasa, namun yang terbatas tuntutan-tuntutan kodrat alam yang khas nyata dan menuju ke arah kebudayaan, yakni keluhuran dan kehalusan hidup manusia. Agar kebudayaan tadi dapat menyelamatkan dan membahagiakan hidup dan penghidupan diri dan masyarakat, maka perlulah dipakai dasar kebangsaan, akan tetapi jangan sekali-kali dasar ini melanggar atau bertentangan dengan dasar yang lebih luas yaitu kemanusiaan,” jelas Ki Hajar Dewantara.
Semboyan Taman Siswa
Taman Siswa dikenal dengan tiga semboyan yang secara filosofis menerangkan tentang peranan seseorang. Semboyan ini berasal dari bahasa Jawa. Berikut bunyi dan maknanya:
1. Ing ngarsa sung tuladha, artinya ketika di depan kita harus memberi contoh atau suri teladan bagi mereka yang berada di tengah dan belakang.
2. Ing madya mangun karsa, artinya ketika di tengah kita harus bisa memberikan semangat untuk kemajuan.
3. Tut wuri handayani, artinya ketika di belakang kita harus mampu memberikan dorongan.
Sebelum mendirikan Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara pernah diasingkan ke negeri Belanda pada 1913. Ketika kembali ke Tanah Air, ia mengorbankan semangat juangnya melalui pendidikan dan mewariskannya hingga kini.
Sumber dari: detik.com 24 Maret 2022