
MALANG KOTA – Regenerasi petani kini menjadi perhatian Pemkot Malang. Pasalnya, pekerjaan tersebut masih didominasi oleh warga yang sudah berumur di atas 40 tahun. Itu bisa dilihat dari catatan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispangtan) Kota Malang dari sekitar 7 ribu petani, baru ada 10 petani milenial.
Kategori milenial yang dimaksud yakni petani berusia antara 19 sampai 39 tahun. Kepala Dispangtan Kota Malang Slamet Husnan Hariyaadi mengatakan, kesadaran warga Kota Malang untuk memilih bekerja sebagai petani masih rendah.
”Beberapa orang tua menginginkan anaknya tidak jadi petani. Karena dianggap hidupnya susah, sehingga ini yang membuat petani muda di Kota Malang jarang,” terang Slamet, kemarin (6/3).
Untuk mendorong peningkatan slotgacor889 petani milenial, Slamet sudah menyiapkan beberapa upaya. Di antaranya mengadakan pameran pertanian.
Pameran itu bertujuan mengenalkan produk pertanian yang dihasilkan petani milenial kepada masyarakat. Kemudian juga diberikan beberapa subsidi dan bantuan. Seperti pupuk bersubsidi, hand traktor, bantuan benih padi, dan benih jagung.
”Harapannya setiap tahun ada tambahan 1 sampai 2 petani milenial. Dengan pameran-pameran ini juga bisa terlihat berapa keuntungan yang diraih oleh petani milenial,” tutur Slamet.
Dengan cara itu, pejabat eselon II B Pemkot Malang optimistis bisa mempertahankan pertanian di Kota Malang.
Hal yang sama juga diungkapkan Wali Kota Malang Sutiaji. Dia berharap ke depan semakin banyak kolaborasi antara petani milenial dan petani yang sudah sepuh. Tujuannya supaya tercipta inovasi atau teknologi untuk mengoptimalkan hasil pertanian.
”Harapannya para milenial ini tidak lari dari pertanian, saya lihat sudah banyak yang bergerak di sektor cabai, ada tomat, ada sayuran dan peternakan,” kata Sutiaji.
Orang nomor satu di Pemkot Malang itu juga menekankan kepada jajarannya memberikan bantuan atau subsidi. Sehingga para petani tidak merugi ketika proses tanam sampai panen raya. (adk/adn)
Sumber dari : radarmalang.jawapos.com 7 Maret 2023