Sekolah Kelas Dunia? Ini Praktiknya Menurut Guru Besar ITS Prof Imam Robandi

MALANG – Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia terus mengalami metamorfosa dengan adopsi dan modifikasi sedimikian rupa. Dalam perkembangannya, mampukan sekolah di Indonesia seperti pendidikan kelas dunia?

Seperti apa model sekolah kelas dunia ini diperkenalkan Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Prof DR Eng Imam Robandi, dalam Stadium General World Class School di SMK Muhammadiyah 7 (SMK Mutu) hari ini, Selasa (9/10/2019).

Di hadapan ratusan peserta, Prof Imam Robandi yang menjadi narasumber tunggal seminar ini banyak memaparkan praktik-praktik terbaik pendidikan di dunia.

“Pendidikan kelas dunia bukan semata soal pemanfaatan sistem digital. Tetapi, banyak juga diterapkan melalui kultur dan lingkungan kerjanya. Indonesia juga bisa memulai, bahkan bermula dari pendidikan paling dini,” demikian Prof Imam Robandi, usai memberi kuliah umumnya, Rabu (9/10) siang.

Menurutnya, banyak hal yang sifatnya universal dan berlaku umum di dunia yang bisa diterapkan dalam lingkup sekolah. Seperti, praktik dan kebiasaan disiplin, peduli lingkungan, etos kerja, dan keteraturan.

“Semua negara di dunia itu tak melihat orang lulusan dari sekolah negara mana. Keteraturan, presisi, kompetensi, disiplin, dan kejujuran menjadi kunci dan basic,” bebernya.

Ia lalu menyebutkan kultur pendidikan di Jepang bisa dijadikan sebagai kiblat sekolah kelas dunia ini. Menurutnya, ini karena kedisiplinan dan ketertiban di negeri ini menjadi modal penting yang bisa mengantarkan bangsanya sebagai pelaku-pelaku sukses dan besar.

Terlebih, lanjutnya, beberapa kultur Jepang hampir sama dengan Indonesia, khususnya Jawa. Seperti memiliki karakter sopan santun dan keteraturannya.

“(Pendidikan) kita sebenarnya belum siap di kultur (karakternya). Kalau afektif lemah, maka Revolusi 4.0 dan penguatan digital pun bisa rapuh,” tegas pria yang kini juga sekretaris Majelis Guru Besar PTN Badan Hukum Indonesia ini.

Kuliah umum ini tidak hanya diikuti para guru di Malang Raya, namun juga dari beberapa daerah di Jawa Timur. Satu rombongan peserta bahkan datang dari Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan, yang kebetulan juga sedang melakukan studi banding Sekolah Rujukan di SMK Mutu.

Prof Imam Robandi juga sempat menceritakan pengalamannya bersama H. Pahri MAg, Kepala SMK Mutu, saat pertama kali belajar singkat melihat pendidikan di Jepang pertama kali, pada 2009 silam. Dari kunjungan ini lah, yang lalu membangkitkan motivasi SMK ini mengedepankan mindset sebagai sekolah berorientasi dan bertaraf internasional.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
0 Shares
Tweet
Share
Pin
Share