MALANG KOTA-Setelah tertunda sepekan, mulai minggu depan Pemkot Malang memastikan bila pembelajaran tatap muka (PTM) bakal berjalan. Wali Kota Malang Sutiaji yang juga menjadi Ketua Satgas Covid-19 memastikan telah memberi izin digelarnya sekolah tatap muka tersebut.
Menindaklanjuti itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang telah membuat surat edaran bernomor 421/1193/ 35.73.401/2022 tentang PTM. Kepada Jawa Pos Radar Malang, Sutiaji menjelaskan beberapa alasan dibalik penerbitan izin tersebut. Covid-19 yang sudah mengalami penurunan. Dari sebelumnya ada 200 kasus per hari, kini telah menurun jadi 100 kasus per hari. ”Saat ini kasus aktif 1.000 orang saja, yang pasti PTM tetap jalan (dimulai pekan depan),” kata Sutiaji.
Dia menambahkan bila pelaksanaan PTM masih menggunakan sistem lama. Yakni ada pembatasan siswa dalam satu sekolah maksimal 50 persen dari kapasitas ruangan. Kendati ada sistem shift dua kloter yang bisa menggelar 100 persen PTM, pihaknya tetap mengimbau sekolah untuk menyesuaikan kemampuan. Kembali digelarnya PTM itu juga akan serentak dilakukan. Mulai dari jenjang TK hingga SMP.
Sementara untuk jenjang SMA, Sutiaji mengaku masih perlu melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Jawa Timur sebagai pemangku SMA dan SMK. Menanggapi keputusan pemkot itu, Ketua Komisi D DPRD Kota Malang Amithya Ratnanggani Sirraduhita meminta tiap sekolah untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat. ”PTM ini sebenarnya kan sebuah keharusan di samping penerapan prokes ketat, maka sistem shift itu bisa jadi pembiasaan baru,” saran Mia, sapaan karibnya.
Di tempat terpisah, Kepala Disdikbud Kota Malang Suwarjana memastikan bila pihaknya sudah mengedarkan SE tentang PTM ke sekolah-sekolah. ”Insyaallah semua (sekolah, red) siap PTM,” ujar dia. Pada pelaksanaan PTM kali ini, dia menyebut bila sekolah bisa melaksanakannya 100 persen.
Skemanya dibagi ke dalam dua shift, Yakni shift pagi dan siang. Untuk shift pagi dimulai pukul 07.00 WIB hingga 11.00 WIB. Sementara, untuk shift siang mulai pukul 12.00 WIB hingga 15.00 WIB. Meski sudah membuat SE, Suwarjana memastikan bila pihaknya tidak memaksa sekolah untuk menjalankan skema PTM. ”Bagi yang sudah siap 100 persen boleh melaksanakannya. Namun jika belum siap, bisa 50 persen terlebih dahulu,” terangnya.
Sementara itu, Kepala SMPN 8 Kota Malang Anny Yulistyowati mengatakan bila pihaknya sepakat dengan model shift dalam penerapan PTM. Sebab, model tersebut akan lebih mengakomodasi harapan orang tua siswa yang ingin anaknya sekolah setiap hari. Kepada koran ini, dia mengaku sudah mengadakan rapat di tingkat satuan pendidikan untuk melaksanakan skema tersebut. Anny memastikan bila pembahasan itu sudah matang dan tinggal dijalankan saja. ”Jadi pada minggu pertama kelas A, C, E, G, I akan masuk shift satu atau shift pagi. Itu berlaku baik untuk kelas tujuh, delapan, maupun sembilan. Lalu untuk kelas B, D, F, H akan masuk di shift dua atau shift siang,” jelasnya.
Pembagian berdasarkan kelas tersebut dibuat untuk memudahkan dalam membagi jumlah siswa per kelas. ”Jadi nanti kelas A akan dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok satu tetap berada di kelas A, sedangkan kelompok dua berada di kelas B,” imbuhnya. Dia mengatakan bila shift pagi akan dimulai pukul 07.00 sampai 10.00. Sedangkan yang dua dimulai pukul 10.45 sampai pukul 14.30. Terpisah, Kepala SDN Percobaan 1 Kota Malang Anny Saida mengaku bila pihaknya masih belum bisa menentukan bakal menggunakan skema PTM 50 persen atau dua shift. Dia mengaku masih akan mendiskusikannya dengan tenaga pendidik dan komite sekolah. ”Karena surat edaran baru kami terima sore tadi (kemarin), besok (hari ini) akan kami koordinasikan dulu,” tuturnya.
Sumber dari: Radar Malang, 12 Maret 2022